Politisi Muda dan Politik Injury Time

Selasa, 26 Desember 2017 | 23:06:04 WIB
Politisi Muda dan Politik Injury Timei Foto:

Oleh : Padli AR 

GENTAONLINE.COM-Pindahnya dukungan PDIP ke Andi Rahman dari pasangan Haris-Yopi bukan suatu hal yang baru dalam dunia politik. Seperti juga halnya, dukungan Golkar pada walikota Bandung Ridwan Kamil juga ditarik dan dikabarkan akan diambil bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Juga terjadi pada tahun 2015 PKS menarik dukungan dari Ivan Herman yang surat rekomendasinya sudah disebarkan di media dalam helat pilwako Pekanbaru. Tarik menarik perahu merupakan keniscayaan bagi kepentingan partai. Apalagi rekomendasi yang dikeluarkan bukan langsung dari ketua umum/dewan pembina/presiden partai. Ini tidak terlepas dari sistem kepartaian yang sentralistik, semuanya diputuskan di Jakarta (pusat).  

Yopi,  sebagai politisi muda, bahkan termuda dibandingkan dengan  yang lain, ia mempunyai ciri khas tersendiri dalam dunia politik. Mengambil istilah trend terkini, "Zaman Now", Yopi memiliki trend anak muda Zaman Now, generasi milineal punya kecenderungan tertarik dengan gaya politiknya. Yopi yang menyikai trabas (tracker menggunakan sepeda motor),  dangdutan,  dan bermain di media sosial, dan tak kalah penting, sosok Yopi yang suka berkumpul dan diskusi bersama anak-anak muda untuk kepentingan kemajuan kabupaten yang dipimpinnya kini. Ini menjadi modal utama bagi Yopi untuk menarik simpati komunitas-komunitas aktif yang terlibat pada kebiasaan generasi-generasi muda. 

Sebagai anak politisi senior Golkar (alm)  Sugianto, Yopi tentu punya arah dalam membaca situasi politik yang dinamis -berubah sangat  cepat. Menurut saya meskipun Yopi tidak didukung oleh partai penguasa (PDIP) itu tidak akan menurunkan semangatnya untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari partai lain. Apalagi Yopi memiliki amunisi dan karakter yang cukup kuat, muda,  kaya, dan merakyat. Hal ini tentu menjadi pertimbangan bagi partai lain. 

Sebagai seorang politisi,  maka tidak ada yang tahu pasti kemana arah koalisi dan siapa lawan kompetisi, kecuali diri sendiri. Termasuk Yopi Arianto, saya kira tidak ada yang mampu membaca ujung pikiran politiknya, susah ditebak dan sebaiknya jangan ditebak. 

Disaat orang sibuk membicarakan "kegagalan" nya mendapatkan perahu PDIP, eh tak disangka, ia malah makan bersama fungsionaris PDIP dan juga calon gubernur yang diusung partai itu sendiri, saya merupakan salah satu orang yang kaget akan hal ini, tentu sesuatu yang "janggal", kok bisa ya. Disisi lain,  ketika orang bilang ia mulai pecah kongsi dengan Haris,  tapi nyatanya masih jalan bareng cari simpatisan sampai malam tadi Senin 25 Desember 2017, ketika saya bertemu dengan beliau di salah satu masjid di Belilas. Tentu kita bingung ini gaya politik apa?  

Saya melihat, beginilah seharusnya berpolitik. Berkompetisi silahkan saja, tapi pertemanan tetap jalan. Karena ada kepentingan masyarakat banyak yang perlu diprioritaskan, melebihi sekedar kepentingan calon dan partai. Inilah negarawan sejati.  Mencintai rakyat dan negara melebihi kecintaan kepada diri sendiri,  keluarga dan kelompoknya. 

Lalu,  perahu manakah yang akan  dinaiki Yopi? Dan dengan siapakah dia akan mengayuh?. Masih ada waktu 2 minggu lagi. Saya hanya bisa melihat apa yang sudah terjadi.  Masa-masa Injury Time adalah masa-masa yang kita tunggu.

 

Penulis adalah Ketua Umum KAMMI Wilayah Riau

Tulis Komentar