Biang Kerok Parkir Mahal Muflihun Jadi Musuh Kaum Ibu Ibu di Pekanbaru

Jumat, 19 April 2024 | 12:24:16 WIB
Biang Kerok Parkir Mahal Muflihun Jadi Musuh Kaum Ibu Ibu di Pekanbarui Foto:

PEKANBARU- Sejumlah kalangan ibu ibu di Pekanbaru kewalahan sejak harga parkir naik, dulu di indomaret gratis, sekarang semua tempat di pungut parkir.

"Mau kepasar beli sayur parkir mahal, tempat gorengan juga kena parkir, indomaret juga, parah muflihun kota jadi kacau sejak dia jadi Pj Walikota" kata Indah warga parit indah jumat siang.

Menurut bu indah sekarang di Pekanbaru sudah seperti kota tukang palak, dimana mana mau belanja kena palak.

"Walaupun resmi kami tetap saja tidak terima, karena membuat susah masyarakat"katanya.

Janji manis saja

Pakar Transportasi Perkotaan Muhammad Zainal Muttaqin, menilai bahwa kenaikan tarif parkir kendaraan hanya untuk pendapatan saja. Sementara, keinginan untuk mengurai kemacetan dan meningkatkan layanan transportasi umum hanya sebatas janji manis saja.

Sebagaimana diketahui tarif parkir kendaraan roda dua di Pekanbaru naik dari Rp1000 menjadi Rp2000, sementara untuk kendaraan roda empat naik dari Rp2000 menjadi Rp3000. 

Muttaqin mengatakan, kenaikan tarif parkir itu ada kompensasi terhadap mobilitas masyarakat. Namun yang terjadi di lapangan, layanan transportasi di Pekanbaru masih stagnan.

"Sehingga perspektif masyarakat terhadap kenaikan tarif parkir terkait ini adalah, pemerintah hanya ingin menaikakan pajaknya," ucap Muttaqin, Jumat (19/1/2024).

Dikatakannya, kenaikan tarif parkir itu adalah strategi pemaksaan supaya konversi dari kendaraan pribadi menuju angkutan umum. Ia menilai tujuan ini mulia, namun pada kenyataannya tidak balance. 

"Harusnya ada balancing dari pelayanan transportasi umum artinya ada peningkatan. Sehingga masyarakat mau berubah, tapi yang terjadi setelah adanya kenaikan tarif parkir, seolah-olah itu hanya janji saja," katanya.

Ia menyebut tidak ada implementasi yang ril terjadi masyarakat. Bus TMP masih sama seperti sebelumnya, pelayanan kepada masyarakat masih stagnan.

Menurutnya, dampak dari kenaikan tarif parkir ini sangat tinggi. Banyak juru parkir ilegal yang muncul di jalan-jalan yang kecil. 

"Kalau kita lihat sekarang di Jalan Karya, belakang Kampus UIN itu banyak jukir ada warung-warung kecil. Kalau kita tanya karcisnya, beberapa dari mereka tidak bisa membuktikan. Kalaupun ada, apa perlu warung-warung kecil itu dikenakan tarif parkir," ungkapnya.

Karena itu, Ia berharap ada evaluasi yang menyeluruh terhadap pengelolaan parkir. Apalagi parkir di Pekanbaru sudah dikelola oleh pihak ketiga, yang seharusnya program yang diberikan tidak hanya sebatas menerima uang pakir dan nyetor saja.

Selain itu dirinya juga berharap agar tarif parkir tidak diberlakukan sama di setiap kawasannya. Tarif parkir yang berbeda-beda di kawasan tertentu akan menjadi lebih baik. 

"Namun, jukir liar tidak memandang hal itu. Selama itu (jukir liar) tidak diberantas tetap akan ada tarif sama," pungkasnya.

Tulis Komentar