Kecewa Dengan Hasil Rapat DPP Golkar, Doli Tuding Ada 'Kepentingan'

Rabu, 22 November 2017 | 23:46:22 WIB
Kecewa Dengan Hasil Rapat DPP Golkar, Doli Tuding Ada 'Kepentingan'i Foto: Ahmad Doli Kurnia

GENTAONLINE.COM-Politisi muda Golkar Ahmad Doli Kurnia mengaku kecewa dengan hasil rapat Pleno DPP Golkar. Pasalnya kata dia, rapat tersebut hanya akal-akalan belaka.

"Ya, sebenarnya semalam itu kan kita berharap langkah-langkah politik untuk menyelamatkan partai. Tapi kan kemudian ternyata kita menyaksikan lagi ada langkah-langkah seperti mengakal-akali saja. Mereka itu seolah ingin membangun image ada perubahan di masyarakat, tapi ternyata enggak," sebut Doli kepada wartawan, Rabu, 22 November 2017 di Jakarta.

Menurutnya, ini merupakan kali kedua DPP Golkar mengadakan rapat pleno. 
"Kemarin dan sebelum SN menang di praperadilan. Waktu itu katanya mau dinonaktifkan, tapi tidak jadi. Makanya saya bilang kalau DPP ingin melakukan rapat pleno itu saya selalu skeptis. Ternyata benar kan, apa yang saya katakan tadi? Orang-orang yang ada di DPP ini diajarkan mengelola Partai Golkar dengan mengumpulkan kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok di atas kepentingan partai" beber Doli.

Jadi lanjut Doli, begitu Golkar ingin maju untuk perubahan, pasti akan terbentur dan dihadapkan dengan kepentingan pribadi atau kelompoknya SN. "Akhirnya ya enggak jadi maju-maju" pungkasnya.

Salah satu indikasinya, dirinya mengaku tidak pernah melihat adanya organisasi dimanapun yang menjadi Plt adalah sekjen. 
"Itu kerjaan dua kali kan. Sekjen diangkat jadi Plt, ada lagi Plt sekjen. Itu menunjukkan pertama, sangat kuat ada kepentingan diantara mereka. Kedua, mereka itu tidak menghargai institusi-institusi seperti ketua harian kemudian korbid-korbid yang seharusnya, ketika ketua umum itu berhalangan yang menggantikan ya mereka-mereka itu," tegasnya.

Dan yang ketiga lanjutnya, ada inkonsistensi. Mereka kata Doli, selama ini selalu mengatakan tidak perlu mengganti Setya Novanto karena mekanisme di Golkar sudah bisa jalan sendiri. "Nah kalau sudah bisa jalan sendiri kan enggak perlu ada tunjuk-tunjuk Plt. Ya jalan saja. Ini kan berarti menunjukkan ada kepentingan," tandasnya.

"Oleh karena itu, saya sebetulnya tidak banyak berharap dari DPP, karena DPP itu sudah diisi oleh orang-orang yang tidak rasional. Coba bayangkan, itu kan seperti surat wasiat saja. Seperti kalau kita nonton film, kalau ada orang memimpin perusahaan terus sakit dia tulis surat wasiat bahwa saya maunya ini. Nah pertanyaannya, Partai Golkar ini partai atau perusahaan? Kok dikelola dengan cara-cara perusahaan," tanyanya.

Ia juga heran, kenapa ada surat wasiat ditunjuk sama orang yang sakit. Apalagi katanya, DPR juga menunggu Golkar dengan surat itu. "Loh lembaga tinggi negara ini milik rakyat, bukan milik Golkar. Saya ini juga orang Golkar. Kalau kemudian lembaga milik rakyat itu digantungkan nasibnya pada Golkar, sementara Golkar kondisinya sekarang sedang kayak begini, itu kan jadi tidak rasional semua," sesal Doli.

Saat ditanya apakah Golkar harusnya dorong KPK agar cepat menyelesaikan P21? Doli menjawab "Ya,".

"Saya kira ada dua langkah yang bisa sangat cepat menyelamatkan Partai Golkar. Pertama kita berharap dengan DPD provinsi. Karena mereka stakeholder, mereka yang menentukan bisa atau tidaknya Munaslub. Tadi kita sudah mendengar pernyataan dari dua DPD besar, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Mudah-mudahan itu bukan sekadar lip service. Mereka setelah ini maju terus, tidak mundur guna melakukan konsolidasi kepada DPD lainnya," harapnya.

Ia juga menganggap, Novanto masih yakin bahwa ada pihak-pihak tertentu yang masih mendukungnya, entah kekuatan politik atau kekuatan kapital yang bisa merekayasa hukum seperti praperadilan yang pertama.
 "Ini kan sebetulnya kembali kepada buruknya citra Partai Golkar. Artinya, Golkar ini seakan-akan dibentuk guna melindungi Setya Novanto," tegasnya lagi.

"Saya kira, KPK dengan pengalamannya yang kemarin pada penetapan tersangka pertama mereka kalah atau dikalahkan oleh manuver Setya Novanto, mereka harus lebih cerdik atau lebih cermat dan tegas. Salah satu untuk menghambat praperadilan itu ya P21 segera limpahkan ke pengadilan. Hanya itu yang bisa membuat Novanto sedikit dikurangi manuvernya. Walaupun tidak menutup kemungkinan ada manuver lain yang bisa dilakukan oleh Novanto dan kelompoknya," pungkas Doli. (*)

Tulis Komentar