Vaksinasi Dimulai Awal November

Rabu, 14 Oktober 2020 | 11:45:01 WIB
Vaksinasi Dimulai Awal Novemberi Foto:

GENTAONLINE.COM - Pemerintah merencanakan pemberian vaksin Covid-19 kepada masyarakat akan dimulai pada awal November 2020. Sejumlah daerah yang kini masih berada di zona merah atau risiko penularan Covid-19 tinggi dipertimbangkan untuk mendapat prioritas pemberian vaksin.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) mengatakan, Kota Depok menjadi salah satu daerah yang akan menerima vaksin di tahap awal ini. Angka penularan yang relatif tinggi menjadi pertimbangan untuk daerah ini mendapat prioritas. Terlebih, pada Desember mendatang, Depok melangsungkan pilkada. 

“Rencananya vaksin Covid-19 akan diterima warga Kota Depok pada awal November 2020 mendatang. Saya telah mengusulkan kepada pemerintah pusat memproritaskan Kota Depok di Jabar yang menerima vaksin Covid-19 tahap pertama,” kata Emil di Depok, Selasa (13/10).

Menurut Kang Emil, vaksin Covid-19 akan datang dua tahap. Tahap pertama dibeli langsung pemerintah pusat dan akan diterima pada awal November 2020. Kemudian vaksin Covid-19 tahap kedua yang diproduksi di dalam negeri (Bio Farma) dan akan diterima pada Januari 2021.

Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) diketahui menyumbang kasus harian di Jabar paling banyak. Sebanyak 75 persen kasus positif Covid-19 di Jabar berasal dari lima kabupaten/kota penyangga Ibu Kota tersebut. Namun, dia menyebut, tidak bisa memberikan 100 persen vaksin Covid-19 ke Kota Depok. 

Selain Depok, Kota Bogor juga menjadi perhatian karena tingginya kasus harian. Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan, segera menyusun rencana vaksinasi tersebut. “Kota Bogor menyiapkan Puskesmas Tanah Sareal untuk pelaksanaan pemberian vaksin. Hari ini kita akan matangkan,” kata Bima. 

Penyusunan rencana tersebut termasuk siapa saja yang akan diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin pertama kali. Bima Arya memaparkan, sejumlah 20 persen dari warga Kota Bogor divaksin terlebih dahulu, terutama tenaga kesehatan dan pelayanan publik.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penghasil vaksin Bio Farma memastikan harga vaksin Sinovac tidak akan mencapai Rp 500 ribu. “Kisaran harganya Rp 200 ribu," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir.

Pernyataan ini menanggapi pemberitaan yang menyebut Sinovac sudah menandatangani kontrak pengadaan vaksin dengan Brasil yang akan menjualnya dengan harga 1,96 dolar AS per dosis. 

Brasil merupakan salah satu negara yang juga akan membeli vaksin Covid-19 dari Sinovac. Mengenai harga vaksin di Brasil yang keluar di media massa beberapa hari terakhir, yakni 1,96 dolar AS per dosis, Honesti mengaku kabar ini sudah dibantah oleh pihak Sinovac melalui surat resmi yang dikirimkan ke Bio Farma. 

Ia mengutip pernyataan dari Sinovac bahwa informasi dalam pemberitaan tentang kontrak pembelian 46 juta dosis dengan nilai kontrak 90 juta dolar AS dengan Pemerintah Brasil tidak tepat. Pun halnya mengenai harga 1,96 dolar AS per dosis juga tidak benar. “Sebab biaya pengiriman setiap dosisnya pun sekitar 2 dolar AS,” ujar dia.(rep)

Tulis Komentar