Dapat Suntikan Dana Rp 30 T, Saham Bank BUMN Kok Malah Melempem?

Senin, 03 Agustus 2020 | 10:39:08 WIB
Dapat Suntikan Dana Rp 30 T, Saham Bank BUMN Kok Malah Melempem?i Foto: ilustrasi internet

GENTAONLINE.COM - Keempat bank yang dimaksud adalah Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BTN dan Bank BNI. Akan tetapi, keempat saham perbankan BUMN itu malah menunjukkan pergerakan negatif dalam beberapa hari belakangan.

Pada perdagangan pagi ini, Senin (3/8), saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) melemah 3,88%, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) turun 3,04%, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) susut 4,11% dan saham PT Bank Tabungan Indonesia Tbk. (BBTN) juga terdepresiasi sebanyak 3,95%.

Menurut Analis dari MNC Securitas Edwin Sebayang suntikan dana tersebut sebenarnya dapat membawa pengaruh yang positif bagi industri perbankan. Akan tetapi, penempatan dana pemerintah itu kemudian memicu tren pelemahan terhadap keempat bank himbara tersebut. Dikhawatirkan, salah penempatan justru bisa menimbulkan kredit macet di kemudian hari.

"Sekilas kelihatannya memang bagus ada penempatan dana di bank-bank BUMN tersebut tetapi di lain pihak ada kendala, mau disalurkan ke mana dana tersebut, takutnya justru jika disalurkan akan meningkatkan NPL (non performing loan) atau jadi kredit macet," kata Edwin kepada detikcom, Senin (3/8/2020).

Namun, di sisi lain, bila tidak disalurkan juga bisa menjadi dana idle yang justru menambah biaya bagi pada bank penerima dana tersebut. "Karena penempatan dana tersebut juga dikenakan bunga walaupun rendah," terangnya.

Di sisi lain, menurut Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee, suntikan dana dari pemerintah tidak sebanding dengan aset yang dimiliki masing-masing perbankan. Sehingga dampaknya terhadap saham keempat perbankan BUMN tersebut tidak terlalu signifikan.

"Itu sentimen yang positif sebenarnya ini upaya pemerintah untuk membantu sektor riil, tapi memang perlu kita sadari bahwa dana Rp 30 triliun itu relatif lebih kecil dibandingkan aset yang dimiliki bank himbara, setiap bank himbara itu asetnya rata-rata di atas Rp 100 triliun, jadi meski demand nya positif tetapi tidak akan terlalu signifikan pada kinerja mereka," kata Hans kepada detikcom.

Selain itu, banyak faktor eksternal yang turut mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang akhirnya juga berdampak pada saham perbankan BUMN tersebut. Salah satunya dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang tercatat minus hingga 32,9% yang menyebabkan AS masuk ke jurang resesi. Ditambah klaim pengangguran AS yang memberikan indikasi perlambatan pemulihan ekonomi setelah pelonggaran lockdown. Apalagi, zona Eropa juga bernasib sama dengan AS yang memasuki resesi setelah tumbuh negatif 12,1%.

"Ini semua jadi sentimen negatif buat pasar, jadi mungkin hari ini IHSG keseluruhan akan melemah," pungkasnya.(dtk)

Tulis Komentar