Pajak Lesu, Defisit APBN Bengkak ke Rp179,6 T per 31 Mei

Selasa, 16 Juni 2020 | 11:56:45 WIB
Pajak Lesu, Defisit APBN Bengkak ke Rp179,6 T per 31 Meii Foto:

GENTAONLINE.COM -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp179,1 triliun atau 1,1 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per 31 Mei 2020. Realisasi defisit tersebut merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir pada periode yang sama. Tercatat, defisit hanya Rp93,5 triliun atau 0,63 persen dari PDB pada 31 Mei 2018. Lalu, defisit melebar menjadi Rp125,8 triliun atau 0,79 persen dari PDB pada 31 Mei 2019.


"Kenaikan defisit dibandingkan tahun lalu terjadi karena semua penerimaan negara mengalami kontraksi," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers, Selasa (16/6). Pada akhir bulan lalu, penerimaan negara baru terkumpul Rp664,3 triliun atau 37,7 persen dari target APBN 2020 perubahan yang diatur dalam dalam Perpres 54/2020, Rp1.760,9 triliun. Dibandingkan tahun lalu raupan tersebut turun 9,1 persen.
 

Khusus penerimaan pajak, setoran tercatat Rp444,6 triliun atau merosot 10,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara, penerimaan bea dan cukai terkumpul Rp81,7 triliun atau tumbuh 12,4 persen secara tahunan. "Kemudian, PNBP mengalami kontraksi. Kami kumpulkan Rp136,9 triliun atau 46 persen dari target Perpres 54/2020. Terjadi kontraksi 13,6 persen dari tahun lalu," ujarnya.



Di sisi lain, belanja negara tercatat sebesar Rp843,9 triliun atau 32,3 persen dari alokasi APBN 2020 perubahan, Rp2.613,8 triliun. Dengan realisasi tersebut, belanja negara hingga akhir Mei turun dari periode yang sama tahun lalu sebesar 1,4 persen. Ia merinci, belanja Kementerian/Lembaga (K/L) telah terealisasi Rp270,4 triliun atau merosot 6,2 persen secara tahunan, Sementara, belanja non K/L naik 10,1 persen menjadi Rp267 triliun.
 

Selanjutnya, realisasi transfer ke daerah tercatat Rp306,6 triliun atau 40,2 persen dari alokasi. Secara tahunan, penyalurannya turun 5,7 persen. Namun demikian, khusus penyaluran dana desa melonjak 41,3 persen menjadi Rp28,9 triliun. Hal ini tak lepas dari pemberian bantuan langsung tunai untuk meredam dampak pandemi.


Lebih lanjut, keseimbangan primer minus Rp33,9 triliun hingga 31 Mei 2020 atau bertolak belakang dengan posisi tahun lalu yang masih positif Rp1,3 triliun. Sementara, pembiayaan anggaran tercatat sebesar Rp356,1 triliun. Angkanya melonjak lebih dari dua kali lipat periode yang sama tahun lalu Rp159,9 triliun. (cnn)
.

Tulis Komentar