Buruh Dipolisikan, Ikatan Mahasiswa Rumbai Bersatu Kecam Tindakan PT Victory

Selasa, 05 Mei 2020 | 04:46:32 WIB
Buruh Dipolisikan, Ikatan Mahasiswa Rumbai Bersatu Kecam Tindakan PT Victoryi Foto: Bahas Masalah Buruh, Shagala Bimma Taryadi Pimpin Rapat Ikatan Mahasiswa Rumbai Bersatu (IMRB)

Pekanbaru - Ikatan Mahasiswa Rumbai Bersatu (IMRB) sangat menyayangkan perilaku pengusaha  PT. Victory yang melaporkan sekelompok buruh yang tergabung dalam serikat pekerja seluruh Indonesia (SPSI).

Demikian disampaikan Ketua IMRB
 Shagala Bimma Taryadi  
kepada wartawan, senin (4/5/2020).

Menurut Shagala, bahwa IMRB sangat tidak sepakat atas tuduhan yang disampaikan oleh PT.Victory yang mengatakan sekelompok buruh tersebut adalah preman . 

"Mereka itu adalah sekelompok buruh, tergabung dalam serikat yang sudah resmi bahkan salah satu buruh tersebut merupakan koordinator lapangan SPSI", katanya. 

Lebih lanjut Shagala mengatakan bahwa sesuai dengan Perwako No. 42 Tahun 2018 tentang tarif bongkar muat Kota Pekanbaru tahun 2018. 

"Mereka bekerja sesuai aturan yang berlaku dalam perwako Kota Pekanbaru, tidak ada yang namanya oknum preman disini. Diduga PT. Victory jelas telah salah mengambil sikap atau menuduh sekelompok buruh yang tergabung dalam spsi tersebut sebagai preman," tuturnya. 

IMRB tidak bisa tinggal diam dengan ulah pengusaha tersebut yg diduga telah salah mengambil keputusan. Untuk pembayaran tarif bongkar muat itu semua sudah ada dalam peraturan. 

Jadi apa yg salah dalam sekelompok buruh tersebut ?, IMRB meminta kepada pihak penegak hukum agar cermat dan selektif dalam menyelesaikan persoalan ini. 

"Jika persoalan ini tidak diselesaikan juga dalam waktu dekat, maka kami IMRB sebagai mahasiswa yang miris melihat persoalan ini akan ikut turut dalam menyelesaikan persoalan ini sampai tuntas dan siap menjadi garda terdepan," tutup Shagala Bimma Taryadi.

Sebagaimana diberitakan Suaraaktual.co dengan judul " Upah Bongkar SPSI di Pergudangan Avian Pekanbaru Dipatokan 'Selangit' Distributor Mengeluh"

Kehadiran sejumlah preman mengatasnamakan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) bikin resah pengusaha dikawasan Pergudangan Avian, Arengka Kota Pekanbaru.

Preman itu mematok harga sangat tinggi untuk jasa bongkar. Sehingga, pengusaha merasa keberatan dan lebih memilih barang-barang mereka tidak dibongkar.

Hal itu disampaikan Aris selaku Manager PT Victory sebagai mana dikutip dari laman sorotkasus.net pada Minggu (26/04/2020) menjelang siang tadi ," Kita belum bisa bongkar, sebab oknum SPSI patok upah bongkar sangat tinggi," ucap Aris.

Padahal kata Aris, apa yang akan kita bongkar ini merupakan sembako untuk kebutuhan masyarakat Kota Pekanbaru.

," Ini minyak makan merk Salvaco di kirim dari Medan dengan tujuan ke distributor PT. Victory yang berlokasi di pergudangan Avian Pekanbaru," jelas.Aris, Sabtu kemarin.

Kata Aris, hal ini kerap kali terjadi di Pekanbaru, mereka selalu melakukan tindakan pemerasan ke pelaku usaha dengan cara mematok uang bongkar muat yang angkanya sangat tidak masuk akal.

“SPSI nya minta biaya bongkar sebesar 1 juta rupiah. Hal ini jelas sangat memberatkan kami karena terlalu tinggi biayanya,” terang Aris.

Beber Aris, mereka sudah coba untuk negosiasi dengan menawar 800 ribu untuk biaya bongkarnya. Namun pihak SPSI tidak mau dan membatalkan pembongkaran minyak makan tersebut. 

," Seolah-olah mereka yang punya kuasa untuk menentukan pembongkaran barang di Pekanbaru ini”, beber Aris.

Dikatakan Aris lebih jauh, atas perilaku mereka ini jadi dilema bagi kami selaku distributor. Jika kita ikuti maka nanti harga minyak goreng jadi naik. Yang kasihan juga masyarakat di Kota Pekanbaru ini. ," Apalagi minyal goreng ini sudah banyak permintaan dari pasar” beber Aris.

Harapan Aris, untuk itu kami minta perhatian dari pemerintah terutama petugas penegak hukum di Riau khususnya Kota Pekanbaru.

," Jangan sampai ulah premanisme sekelompok orang ini akan menyebabkan suplay barang dan harga barang di Riau menjadi kacau “, ucap Aris.

Aris juga menambahkan bahwa saat ini Pelaku usaha sudah sangat susah bertahan di tengah gempuran wabah virus covid-19.

Kejadian ini juga di sharekan melalui facebook akun milik Forda UKM Riau dan di tujukan kepada Presiden Jokowi, Kepolri, Kapolda Riau, Kapolresta Pekanbaru. 

Tampak komentar dari pembaca fb meminta polisi di Riau agar menindak kasus ini.

(redaksi/genta) 

Tulis Komentar